Minggu, 19 Desember 2010

TUNARUNGU

Pengertian Tunarungu


Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baiksebagian atau seluruhnya yag diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengaranya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap kehidupannya secara kompleks.
Sejumlah variabel (derajat, jenis, penyebab dan usia kejadiannya) berkombinasi di dalam diri seorang siswa tunarungu mengakibatkan dampak yang unik terhadap perkembangan personal, sosial, intelektual dan pendidikannya, yang pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi pilihan gaya hidupnya pada masa dewasanya (terutama kelompok sosial dan pekerjaannya). Akan tetapi, sebagaimana halnya dengan kehilangan indera lainnya, ketunarunguan (terutama bila tidak disertai kecacatan lain) pada dasarnya merupakan permasalahan sosial dan tidak mesti merupakan suatu ketunaan (disability) kecuali jika milieu sosial tempat tinggal individu itu membuatnya demikian.



Karakteristik Tunarungu


Karakteristik Tunarungu dalam segi emosi dan social
1. Egosentrisme yang melebihi anak normal.
2. Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas.
3. Ketergantungan terhadap orang lain
4. Perhatian mereka lebih sukar dialihkan.
5. Mereka umumnya memiliki sifat yang polos, sederhana dan tanpa banyak masalah.
6. Mereka lebih mudah marah dan cepat tersinggung.


Klasifikasi Ketunarunguan Berdasarkan Penyebabnya

1. Conductive loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke bagian dalam telinga.

2. Sensorineural loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau syaraf pendengaran yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke otak.

3. Central auditory processing disorder, yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat proses pendengaran yang mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinganya itu sendiri. Anak yang mengalami gangguan pusat pemerosesan pendengaran ini mungkin memiliki pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer, tetapi mereka sering mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya.

Seorang anak dapat juga mengalami kombinasi bentuk-bentuk ketunarunguan tersebut.


Banyak orang menyebut mereka yang kehilangan pendengarannya sebagai seorang tunarunguwicara. Sebenarnya istilah ini seharusnya hanya digunakan bagi mereka yang lahir tanpa bisa mendengar atau yang kehilangan pendengarannya sebelum mereka belajar bicara. Kehilangan pendengaran bisa disebabkan oleh banyak hal. Dapat karena penyakit, luka parah pada kepala, atau karena ada yang tidak beres dengan telinga bagian dalam.

Mengapa seorang tunarungu tidak dapat berbicara? Penyebabnya hampir selalu karena mereka tidak pernah mendengar kata-kata yang diucapkan. Padahal, hampir semua anak tunarungu dengan kepandaian normal, dapat belajar berbicara kalau mereka mendapatkan pendidikan khusus.
Para tunarungu bisa diajari untuk mengungkapkan ide-idenya melalui bahasa isyarat, ekspresi wajah dan abjad jari. Sekarang ini, orang tunarunguwicara juga diajari untuk mengerti apa yang diucapkan pada mereka, bahkan juga berbicara pada diri sendiri. Mereka belajar bicara dengan mengamati gerakan bibir si pembicara, dan dengan meraba gerakan pada bibir dan organ vokal gurunya dan meniru gerakan itu.

0 komentar:

Posting Komentar


 
Powered by Blogger